Thursday, 31 March 2011

RENE DESCARTES (1596-1650)


Descartes adalah filsuf yang tidak puas dengan filsafat jamannya yang dianggapnya kurang sistematis, terutama kekurangan suatu metode ilmiah. mMenurutnya, metode yang cocok untuk memperbaharui filsafat adalah "kesangsian metodis". Sangsi akan segala hal, supaya tinggal diterima hal-hal yang betul-betuk pasti, sehingga dapat terwujud suatu sistem filsafat layaknya ilmu pasti; yaitu suatu sistem yang berdasarkan aksioma2 dan tersusun menurut langkah2 yang logis.
Kalau saya sangsi akan segala sesuatu, tinggal satu hal yang tidak dapat disangkal, yaitu kesangsian itu sendiri. Pemikiran ini tidaklah baru. Tetapi yang baru pada Descartes ialah bahwa subyek yang sedang berpikir menjadi titik pangkal filsafatnya. Kata Descartes, kalau saya ragu2 akan segala sesuatu, saya masih mempunyai kepastian tentang sesuatu. Dengan kata lain, (kalau) saya berpikir, (maka) saya ada (cogito ergo sum)
Yang revolusioner dalam pemikiran yang nampak sederhana ini ialah bahwa Descartes berpangkal pada dirinya sendiri. Manusia, subyek pemikiran, menjadi titik tolaknya. Manusia yang berpikir merupakan pusat dunianya. Berkat ide ini, Descartes menjadi ayah filsafat modern. Ide yang diajukan Descartes adalah ide yang jelas dan terpilah-pilah (clare et distincte). Di sini Descartes menunjukkan dirinya sebagai seorang "rasionalis".

sumber: Harry Hamersma

No comments: