Thursday, 31 March 2011
ORIGENES Penulis, Guru, dan Teolog (185-254)
Origenes atau Origen dilahirkan di Alexandria - Mesir, kurang-lebih tahun 185 dalam sebuah keluarga kristen. Dia adalah murid Clement dari Alexandria di sekolah teologi Alexandria, di mana akhirnya Origenes menjadi guru di situ. Origenes sering mengadakan perjalanan; ke Roma di mana dia mendengarkan dengan sungguh-sungguh ajaran Hippolytus; ke Arab karena dipanggil oleh seorang gubernur; ke Anthiokia dengan kawalan tentara atas undangan Julia Mammea – ibu raja Alexander Severus – yang berharap untuk diajari mengenai kristianitas. Hingga pada tahun 216 ketika terjadi penganiayaan oleh Caracella, Origenes pergi Palestina atas undangan Uskup Yerusalem, Alexander, dan Uskup Kaisarea, Theoctistus. Di diminta untuk berkhotbah dan mengajar Kitab Suci di sana. Pada tahun 231, Origenes diundang oleh uskup dari Achaia ke Athena untuk membantah sekelompok aliran bidaah. Dalam perjalanannya melewati Kaisarea, Theoctistus dan Alexander mentahbiskan Origenes menjadi imam dengan tujuan agar Origenes bisa terus berkhotbah dan mengajar di sana. Tetapi, hal itu dilakukan tanpa mengkonsultasikannya dengan uskup Alexandria, yaitu Demetrius. Ketika kembali kembali ke Alexandria, Demetrius menolak keputusan itu dan mengadakan dua kali sinode yang dilaksanakan di Alexsandria. Keputusan sinode yang pertama melarang Origenes untuk mengajar atau berkhotbah di sana dan mengasingkannya dari Mesir, sedang dinode yang kedua berkeputusan untuk mencabut status keimamannya.
Akhirnya Origenes tinggal di daerah Kaisarea di mana dia diterima oleh orang-orang di sana dan pernyataan Demetrius tidak diindahkan, di samping juga mendirikan sebuah sekolah teologi, filsafat dan literatur. Di sana dia melanjutkan mengajar, berkhotbah, dan menulis literatur-literatur dengan dibantu oleh Ambrosius yang bergabung dengannya di Kaisarea sebagai stenografer dan juru salin. Origenes juga sering mengadakan perjalanan: ke Athena di mana dia memulai menulis Commentary on the Song of the songs (Komentar mengenai Kidung Agung); ke daerah Arab di mana, dalam sebuah sinode, dia membawa uskup Berrylus dari Bostra kembali ke ortodoksi dan di mana dia membantah sekelompok orang kristen yang menyatakan bahwa jiwa mati bersama badan dan dibangkitkan bersama-sama; ke Nicomedia di mana dia menulis surat kepada Julianus Africanus; ke Cappadocia di mana dia diundang oleh uskup Firmilian.
Selama masa penganiayaan umat kristen oleh Kaisar Decius sekitar tahun 250, Origenes, yang dengan berani menyatakan imannya, juga turut dianiaya dan dipenjarakan hingga ia dibebaskan pada tahun 251. Karena kesehatannya yang terus menurun, Origenes akhirnya meninggal tahun 254 di kota Tyre atau Tyrus pada umur 69 tahun.
Karya-karya Origenes
Origenes adalah salah seorang teolog yang sangat berpengaruh di awal era kekristenan. Karya-karyanya antara lain De Principiis atau Peri Archon yang berisikan sebuah teologi sistematis yang membagi atau memisahkan Tuhan dan hubungannnya dengan alam semesta, ruang dari kemanusiaan, baik dan jahat dan interpretasi mengenai kitab suci, yang kemudian dikembangkan dalam menanggapi aliran bidaah saat itu. Lalu juga Hexapla yang berisikan tafsiran kritis terhadap Kitab Suci berupa perbandingan dari 6 versi mengenai Perjanjian Lama. Selain itu ada Exhortatione ad Martyrum yang ditujukan pada Ambrosius ketika dia berada dalam bahaya karena penganiayaan Maximinus Thrax. Lalu De Oratione atau Peri Euches yang menyangkut masalah spritualitas. Karyanya yang lain ialah Contra Celsum yang merupakan sangkalan Origenes dalam bentuk 8 buku atas kritisisme Celsus yang anti-Kristus, yang mana tulisan tersebut merupakan contoh apologetik yang sangat bagus.
Meskipun ajaran-ajarannya dipuji oleh Athanasius, lalu Basil dan Gregory dari Naziansus, sebuah konsili yang diselenggarakan pada tahun 400 di Alexandria mengutuk ide-idenya mengenai Trinitas dalam De Principiis, dan kontroversi ini berlanjut hingga abad keenam dimana ajarannya dikutuk pada Konsili yang diselenggarakan di Konstantinopel pada tahun 553. Meskipun demikian, Origenes adalah seorang sosok yang luar biasa dalam sejarah gereja. Di dalam pengetahuan biblisnya, dia melihat bahwa kitab suci dapat diinterpretasikan secara literal, secara moral, dan secara allegoris. Tekanannya mengenai makna simbolis dalam teks berpengaruh amat besar dalam sejarah pemahaman biblis selanjutnya.
Dari keseluruhan karyanya yang kurang lebih dua ribu tulisan, hanya sebagian yang masih tersimpan salinannya, seperti beberapa contoh yang telah disebut di atas. Sebagian besar tulisannya yang bagus telah musnah atau dilarang untuk disebarkan. Beberapa karyanya yang tersisa menggunakan bahasa Yunani, dan sebagian yang lain merupakan terjemahan dalam bahasa latin yang disimpan oleh Jerome dan Rufinus, teman dan pengagum Origenes pada abad ketiga dan keempat. Menurut orang yang pernah mempelajari tulisan Origenes mengatakan bahwa gaya bahasa tulisan-tulisannya ramah dan sangat sopan, apalagi ketika menulis tentang dirinya sendiri. Kitab Suci ditafsirkannya secara alegoris. Bagi Origenes, kitab suci merupakan tanda hadirnya Allah di dunia dan ia sangat tertarik akan pertemuan dengan sabda yang menjadi daging.
Kiprah Origenes dalam Gereja
Banyak tulisan Origenes yang berguna bagi perkembangan teologi. Akan tetapi ada beberapa gagasannya yang ditolak, seperti gagasannya mengenai Allah-Putera yang ‘kurang ilahi’ dibandingkan Allah Bapa. Mengenai hal ini, Origenes menuliskan bahwa “Allah Bapa meliputi semua yang ada. Putera sebaliknya lebih rendah daripada Bapa, mencakup hanya yang ada yang rasional, sebab Ia adalah yang kedua setelah Bapa. Malah lebih kecil lagi adalah Roh Kudus, yang bertindak hanya terhadap para kudus”. Gagasan-gagasan lain yang juga ditolak ialah gagasan bahwa dunia diciptakan sejak kekal. Gagasan yang menyatakan bahwa dengan kematian nasib abadi seseorang belum ditentukan, sebab Allah akhirnya akan menghapus segala hukuman terhadap manusia dan dengan demikian memulihkan kebahagiaan sempurna semua makhluk ciptaannya (apokatastasis: akhirnya semua dipulihkan; Yun) – dan ini berarti menyangkal neraka abadi sebagai kemungkinan riil. Gagasan-gagasan seperti ini disebut ‘Origenisme’.
Di sisi yang lain, Origenes juga dikenal sebagai seorang pelopor hidup bakti. Dalam hal ini, Origenes begitu menekankan asketisme: matiraga, puasa, semangat berjaga-jaga, dan kemiskinan. Dia sendiri bersikap keras terhadap dirinya sendiri serta mendasarkan hidupnya pada prinsip-prinsip kekristenan yang keras dan kokoh, yang dia wujudkan dalam hidup bersama dengan para muridnya. Dalam risalatnya mengenai doa, Origenes memperlihatkan bahwa doa bukanlah masalah mengenai bagaimana meminta sesuatu, melainkan keikutsertaan di dalam hidup Allah.
Dalam hal spiritualitas, Origenes mengembangkan pola pikir bahwa hidup rohani merupakan sebuah perjalanan orang Israel keluar dari Mesir. Menurutnya, hidup kristiani dimulai dengan keluarnya dari Mesir yaitu perbudakan dosa, melalui laut Merah yaitu pemurnian dalam lewat pembaptisan, dan mencapai tujuan pada tanah terjanji yaitu surga. Namun, dalam perjalanan tersebut orang Israel kerapkali berhenti. Maka Origenes membentuk 42 tahap perkembangan hidup rohani.
PENUTUP
Origenes merupakan tokoh penting bagi perkembangan awal gereja. Dia berkhotbah, mengajar, dan juga menulis. Meskipun beberapa pemikirannya dilarang, secara garis besar dia tetaplah seorang yang memiliki jasa bagi perkembangan gereja selanjutnya karena pemikiran-pemikirannya yang tajam mengenai kitab suci sekaligus sebagai seorang guru spiritual yang disegani.
DAFTAR PUSTAKA
Bans, Karl. History of the Church: From the Apostolic Community to Constantine (Hubert Jedin and John Dolon, ed). London: Burns & Oates, 1980.
Cohn-Sherbok, Lavinia. Who’s Who in Christianity. New York: Routledge, 1998.
Heuken, A. Ensiklopedi Gereja Jilid III (Kons-Pe). Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 1993.
Instituum Patristicum Augustinianum. Encyclopedia of Early Church Volume II, (Angelo Di Berardino, ed.). Cambridge: James Clarke & co.
Kristiyanto, Eddy. Sahabat-Sahabat Tuhan Asal-Usul dan Perkembangan Awal Tarekat Hidup Bakti. Yogyakarta: Kanisius, 2001.
_____. Microsoft Encarta Dictionary 2006. Microsoft Corporation, 2005.
Schie, G. Van. Rangkuman Sejarah Gereja Kristiani dalam Konteks Sejarah Agama-Agama Lain. Jakarta: Penerbit Obor, 1994.
Tunjung Kesuma, Petrus. Diktat Mata Kuliah Teologi Spiritual STF Driyarkara 2007.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comment:
thanks u/infonya
Post a Comment