Teilhard tidak hanya menunjukkan diri sebagai seorang ilmuwan, yang bekerja dengan obyektivitas da detil data, tetapi ia juga pemikir yang berefleksi tentang implikasi penemuan ilmiah bagi manusia. Bagi Teilhard, dunia tidak hanya didekati sebagai fenomena saja, tetapi ia melihatnya sebagai fenomena secara keseluruhan, sebagai dunia "in toto". Pendekatan ini oleh Teilhard disebut "Fenomenologi Kosmos", yang membahas keseluruhan fenomenon kosmik. Dengan bantuan sains dalam berbagai bidang sekaligus mengatasinya, Teilhard berusaha mendalami struktur dan "dinamika batin" dari kosmos. Tentu keseluruhan selalu lebih dari bagian-bagian.
Teilhard menekankan tiga ciri dari pandangannya tentang dunia:
(1) alam semesta memiliki dimensi yang sangat banyak
(2) alam semesta "membentuk diri" secara organik menjadi keseluruhan
(3) gerak dari alam semesta didorong oleh "dinamika batin" dan energi menuju kepenuhannya
Dengan denikian Teilhard melihat dunia dalam perspektif evolutif dan historis. Evolusi biologis, yaitu mutasi berbagai bentuk kehidupan, telah mempersiapkan evolusi kosmik. Hukum evolusi berlaku bagi kosmos secara keseluruhan di mana alam semesta merupakan suatu sistem dalam proses "menjadi" (becoming) dan proses pertumbuhan. Di dalam proses itu manusia memiliki posisi khusus, karena manusia merupakan ekspresi tertinggi dari energi yang berjalan/operatif dalam dunia. Dunia sendiri merupakan kontinuum berdimensi empat:
- secara organik bersifat kohesif
- berkembang dalam ruang dan waktu
- merupakan keseluruhan yang berevolusi
- terwujud secara penuh di dalam diri manusia
TAHAP-TAHAP EVOLUSI ALAM SEMESTA
Evolusi alam semesta terdiri atas tiga tahap:
- terbentuknya bumi/materi (geosfer)
- terjadinya kehidupan (biosfer) atau vitalisasi materi, dan
- munculnya budi (mind) atau hominisasi kehidupan (noosfer)
Ada dua prinsip yang mengatur evolusi:
- "kompleksitas" yang meningkat (increasing complexity) dan
- "kesadaran" yang meningkat (ascending psychism/consciousness)
to be continued...
No comments:
Post a Comment